Jumat, 01 Januari 2016

Ashoka 204


Malam hari di istana magadha, semua orang masih bingung dengan sikap ashoka di kamar ahenkara, Bindu menegaskan pada ahenkara di hadapan ashoka dan di hadapan semua orang yang hadir menyaksikan terungkapnya agradoot 

Bindu : “Apa semua itu benar ahenkara?”
ahenkara ketakutan ia melihat adik kecilnya yang terus menangis lalu ahenkara memejamkan matanya dan mengangguk
Ahenkara :”Ya yang mulia”
Ashoka menerima kejahatan yang telah di lakukannya
Di kordidor istana, dharma berjalan
Bindu menampar Ashoka dan membuat dharma tersentak kaget, dharma menghentikan langkah kakinya dan ia schok saat melihat suaminya menampar ashoka di depan semua orang.
Semua orang pun kaget melihat hal itu
Di tempat tabib, cahrumitra sangat sedih melihat keadaan shusima yang masih keritis
Tabib melakukan terapi untuk shusima, ia meneteskan air dari sebuah kendi yang di gantung
Cahru menanyakan kepada tabib :” Mengapa pengobatan mu tidak membantu apapun pada putra ku?”
Tabib meyakinkan cahru bahwa dirinya sudah melakukan hal yang terbaik untuk shusima.
Cahru menangis dan meminta upaya terbaik “tidak akan terjadi sesuatu pada putra ku, jika terjadi kau yang akan menanggung semuanya”
Tabib ketakutan mendengar ucapan cahru
Kembali pada dharma yang masih bingung dengan apa yang sedang terjadi selama tidur panjangnya. 
Dharma bertanya pada bindu “Ada apa yang mulia, mengapa kau harus menampar ashoka?”
Dharma ingin mendekat, bindu tidak sengaja sehingga membuat dharma terjatuh
Ashoka tidak terima dengan perlakuan kasar ayahnya, ia memanggil nama ayahnya dengan sangat marah “Ayaaah”. Ashoka kembali menodongkan pisau yang berlumuran dengan darah shusima ke leher ayahnya
Dharma sangat terkejut dengan sikap ashoka yang begitu sangat emosi kepada suaminya “ tidak putra ku, jangan lakukan itu pada ayah mu “
Ashoka menjatuhkan pisau dan ia meminta maaf kepada yang mulia bindusar, bindu tampaknya sedikit terluka.
Dharma meminta ashoka agar ia meminta maaf kepada ayahnya
Ashoka menangis ia menyesali tindakan kasarnya kepada ayahnya, ashoka mencakupkan tangannya dan ia meminta maaf pada ayahnya
Ashoka :”Ayah, maafkan aku”, ujar ashoka penuh penyesalan kepada bindu.
Kaalatak menyaksikan semua tindakan ashoka sangat geram “tindakan mu ini merupakan kejahatan yang tidak dapat terampuni ashoka, kau menyerang seorang raja, kau tidak pantas untuk di maafkan dan kau harus dihukum”
Kaalatak memerintahkan prajurit untuk menangkap ashoka. Dharma memohon kepada ashoka untuk menurut dan tidak melawan dan menentang ayahnya, bindu mencoba menenangkan dirinya, prajurit segera membawa ashoka pergi diikuti oleh kaalatak
Di koridor istana, para prajurit membawa ashoka bersama dengan kaalatak membawa ashoka pergi, jelmaan singa Chandragupta menyaksikan dari atas bukit.
Bindu masih berfikir semua momen bahagia yang telah mereka lalui kilas balik menunjukkan saat diruang sidang bersama dharma dan juga ashoka saat mereka bersatu, bagaimana dulu ashoka menyelamatkan hidupnya dari dalam istana laak, bagaimana mereka berkumpul pada perlombaan mentega melihat kebahagiaan di wajah shusima dan juga ashoka.
Dharma menangis untuk ashoka" Ashoook", ia kembali masuk dan menemui Bindu dan meminta kepada bindu untuk menghentikannya, dharma bersujud dibawah kaki bindu
Bindu :” Ashoka sudah mengangkat senjata dalam kemarahannya kepada ku, dia tidak akan pernah bisa menyakiti siapapun” bindu sangat menyesali atas tindakan ashoka yang sudah memukuli shusima bahakan ashoka menerima keslaahannya didepan semua orang “ Putra ku shusima berada diranjang kematiannya, ini semua karena ulah putra mu ashoka”
Bindu pergi meninggalkan dharma begitu juga dengan Helena dan juga radhagupta
Bindu datang ke tempat tabib, tabib terus berusaha melakukan pengobatan pada shusima yang masih sangat keritis karena telah banyak kehilangan darah, tabib menusukkan banyak jarum diseluruh tubuh shusima.
Bindu kaget melihat hal itu, charumitra menghampirinya, ia terus menangis menghawatirkan keadaan shusima yang masih tak sadarkan diri
Cahru meminta kepada Bindu :” Tolong kau selamatkan putaku yang mulia, selamatkan dia”
Bindu menenangkan cahru dan memeluknya, mereka berdua menghampiri shusima dan melihat keadaannya.
Tabib mengatakan kepada bindu bahwa keadaan shsuima sangatlah kritis, cahrumitra meminta janji bindu menengkan cahru yang sangat mencemaskan keadaan shsuima“ tidak akan terjadi sesuatu pada putra mu maharani”
Dipenjara, dharma datang menemui ashoka, ia bertanya kepada ashoka dan meminta ashoka menjawab tentang apa yang sebenarnya terjadi
Dharma :” Aku tahu semua tindakan mu untuk menjadi agradoot, tapi itu berarti kau tidak bisa membunuh siapapun ashoka, aku tidak pernah mempercayai ini”
Ashoka gugup dengan pertanyaan ibunya dan menjawab “ Kak shusima menyerang ahenkara dan ingin mencelakai adik kecilnya bu, aku kehilangan kesabaran ku hingga aku terus memukulinya”
Dharma tidak bisa mempercayai ucapaan Ashoka, ia mengambil tangan ashoka dan menaruhnya di atas kepala dharma “ Sekarang icaralah jujur pada ku ashok, katakan kepada ku, demi aku ibu mu katakan apa yang sebenarnya terjadi ashoka?”
Ashoka melepaskan tangan ibunya dan ia memalingkan wajahnya
Ashoka :” Kebenarannya tidak akan pernah berubah jika kau hanya terus bertanya lagi.. lagi dan lagi bu”
Ashoka mealingkan wajah dan tubuhnya kearah yang lain dan membelakangi ibunya “ Aku tahu, aku sudah menyakiti ibu dan ayah, aku tahu kalian berdua kecewa dan sangat malu pada ku, ketika itu aku berhenti untuk berfikir dan hanya memegang senjata”
Ashoka meminta maaf kepada ibunya dan ia menyesali semua perbuatannya “ maafkan aku bu.. aku benar-benar telah lupa bahwa yang kuserang adalah saudara ku, aku mohon maaf, ia berbalik kearah ibunya dan tidak menemukan ibunya berdiri di hadapannya, ashoka ia menangis dan mencakupkan tangannya 
Ketika ashoka berbalik, ia sudah tak lagi menemukan ibunya berdiri dihadapannya, ashoka kembali mengatakan maaf, ia sungguh sangat menyesali semua yang ia lakukan, ashoka menangis.
Radhagupta datang menemui dharma, dharma meminta agar radhagupta bisa menyelamatkan putranya, dharma masih bingung dengan apa yang terjadi dan mengatakan pada radhagupta “ Mungin ketika itu ashoka marah atas apa yang terjadi kepada ku”
Dharma : “Ketika itu aku mungkin memang sedang sakit, tapi ashoka tidak bisa menyakiti saudaranya sendiri, menjarah barang milik orang lain dan membunuh siapapun”
Rahdagupta mencemaskan tentang hukuman yang akan di berikan pada ashoka, dharma meminta agar radhagupta mencarikan jalan keluar agar bisa menyelamatkan ashoka, radhagupta sangat berharap ia tidak terlambat untuk dapat membantu nasib ashoka
Diruangan tabib kaalatak besama dengan cahrumitra
Kaalatak mengatakan kepada cahru “ sekarang tidak akan ada orang yang dapat menyelamatkan ashoka chanakya pun tidak.ada di.magadha untuk membela ashoka, ashoka sudah menodongkan senjata pada raja, dan kami akan membuktikan bahwa ia pun mempunyai harapan untuk memerintah, tidak ada hal lain yang dapat mendorongnya untuk melakukan hal ini”
Cahru menangis dan mejawab pertanyaan kaalatak, cahru berniat untuk menciptakan kebencian di hati bindu, bahkan kebencian itu sampai membuat ahoka meleleh, “aku kan melakukannya sudah saatnya dharma dan juga ashoka menuju pada jalan kematian merka, sekarang aku akan memainkan kartu terakhir ku untuk mereka”
Cahru pergi dengan menyimpan dendam pada ashoka dan juga dharma.
Ahenkara datang menemui ashoka ke penjara, ahenkara meminta maaf kepada ashoka
Ahenkara :” Kau sudah melakukan banyak hal untuk ku, tapi aku sudah menipu mu ashok, aku sudah menipu cinta kita”
Ashoka bingung :” Apa maksud ucapan mu cinta kita, aku tidak mencintai mu ahenkara”
Ahenkara menatap ahoka kaget, ahenkara menagis mendengar ucapan ashoka
Ashoka mencoba menjelaskan :” Aku tahu aku sudah menyakiti mu dengan mengatakan tentang kebenaranannya, tapi percayalah aku tidak menganggap mu lebih dari itu, aku sudah tahu kau mencintai ku ketika kau datang menemui ku sebagai agradoot, tapi bagi ku kau tetap teman ku dan kau akan tetap bersama dengan saudara ku, aku sangat menghormati mu”
Ahenkara melangkah mundur ketika mendengar semua ucapan ashoka
Ahenkara bertanya kepada ashoka :” Mengapa kau mau pertaruhkan nyawa mu untuk ku ashok?”
Ashoka :” Kau pernah meminta ku untuk menjadi teman, dan aku sangat menghormati hubungan itu, aku pikir sudah menjadi tugas ku sebagai seorang teman untuk melindungi mu dan mengurus mu, kau sudah kehilangan orang tua mu karena aku”, ashoka membelakangi ahenkara dan ia tersenyum.
Ahenkara tidak mampu hidup pada kenyataan belas kasihan dan semua hutangnya pada ashoka
Ahenkara :” Aku akan memberitahu semua ini pada yang mulia”
Ashoka memegang tangan ahenkara untuk mengentikan tapi ahenkara menghempas tangan ashoka.
Ahenkara :” Kau sudah kehilangan semua hak mu ashok, kau tidak dapat membuat keputusan dalam hidup ku, hingga aku mau melakukan apa yang menurut benar, sekarang aku akan melakukan apa yang menurut ku benar”
Ashoka gagal meyakinkan ahenkara :”Ku mohon jangan lakukan itu ahenkara”
ahenkara pergi dengan sangat marah dan tidak mau mendengarkan ashoka, ashoka gagal mengentikannya.
Dharma datang ke kamar Bindu untuk rasa belask kasihan bindu pada ashoka
Dharma :” Akulah yang harus disalahkan bukan putraku”. Bagimana kau bisa begitu ketat padanya, seharusnya hari ini aku tidak diam, ashoka pernah bialng pada ku dia memang membenci shusima, bahkan ia juga mengatakan kepada ku dia tidak akan pernah menerima aturan yang dibuat oleh shusima, seharusnya aku tidak diam ketika ashoka bilang kepada ku bahwa dia akan menjadi agradoot, untuk menunjukkan pada shusima bahwa ia begitu kuat darinya
Dalam pengelihatan bindu, dharma adalah cahru, bidnu masih terpengarush sihir hitam cahru, bayangan cermin menampakan bahwa itu adalah dharma yang sesungguhnya bukan cahru seperti yang di lihat dalam pengelihatan Bindu
Bindu mempertanyakan hal itu pada dharma :” Kau tahu tentang segalanya, tapi kau hnya diam?. Putra mu seorang penghianat”
Cahru yang dalam pandangan bindu sebagai dharma mengatakan :” Aku telah dibutakan oleh cinta ku untuknya, aku tidak mengetahu semua harapan ashoka sehinggan akan membuatnya seprti ini, puta ku sudah tersesat, kita harus membawa nya kembali pada jalan yang benar”
Bindu tidak dapat mengenali orang yang berada di hadapannya, dharma yang sesungguhnya adalah dharma sungguhan ataukah ia cahru, tetapi dalam cermin menampakan bahwa yang berbicara dengan Bindu adalah cahru dan bukan dharma.
Bindu :” Kau hanya mengatakan pada ku bahwa kita harus mendukung orang yang salah”, mengapa kau terus meminta pada ku dan menunjukkan belaskasian mu kepada ashoka?”
Dharma memintanya untuk berbaik hati untuk putra mereka ashoka
Bindu sudah tidak mau lagi mendengarkan dharma “Cukup dharma, jangan lagi kau datang kepada ku meminta pengampunan untuk ashoka, jika memang ashoka seorang penjahat maka hanya ada satu hukuman yang pantas untuknya yaitu “kematian”
Dharma tersentak kaget dan terperangah mendengar ucapan bidnu
Cahru mendengarkan ucapan bidnu nyegir dan tersenyum puas tampak jelas pada pantulan cermin!
Perecap : Ahenkara datang menemui Bindu, ahenkara memohon untuk mengampuni dan menyelamatkan ashoka
Bindu bertanya : "Bukankah ashoka sudah menyelamatkan mu, baiklah dia akan menjadi suami mu”
Ahenkara :” Ashoka akan dihukum atas apa yang tidak ia lakukan, dalam hal ini shusima lah yang harus mendapatkan hukmuan atas apa yang sudah dia lakukan dan atas semua kejahatannya”
Di tempat Dastan, Rani noor menjelaskan tentang minatur tata letak istana kepada Dastan, dastan sangat setuju untuk melakukan apapun yang diminta Noor kepada Dsstan..
Sumber http://www.portalsinopsis.com/