Jumat, 01 Januari 2016

Ashoka 205


Malam hari di kerajaan Magadha, di kamar ibu suri Helena, helena sedang senang ia mendapatkan pesan dari Rani Noor, ia juga sangat senang menyadari bahwa Dastan sudah berada dalam kendali Noor.

Noor :”Noor akan segera datang?”
Helena membuka kotak, ia mengambil kain bekas darah justin “ Sudah saatnya untuk balas dendam, shsuima tidak akan bisa bertahan hidup dan ashoka akan segera di hukum mati, kedua hal ini akan sekaligus seakan memihak kita untuk membuat kita keluar untuk memihak kami”
Ibu suri Helena memeluk dan mencium kain dengan noda darah justin, Helena membunyikan violin dan ia tertawa sekaligus menangis
Di penjara, Radhagupta datang untuk menemui ashoka
Radhagupta :”Ini politik ashok, kau tidak dapat memahami hal ini dengan benar, besok di pengadilan akan banyak orang yang menginginkan kematian mu dan kau tidak akan pernah duduk di atas tahta
Ashoka :” Aku tidak pernah punya niat mencelakai, aku hanya ingin membantu warga mendapatkan keadilan”
Radhagupta menunjukkan bahwa tidak ada cara yang lain untuk membuktikan semua niat baik ashoka
Radhagupta :”Aku tahu ashoka, kau tidak menyerang shusima, kita harus hidup untuk membantu ibu pertiwi, kematian mu hanyalah akan membantu musuh, bagaimana aku bisa membantu mu jika kau tidak mau mengatakan yang sebenarnya kepada ku ashok?”
Ashoka menegaskan kepada Radhagupta bahwa di memang telah menyerang saudara tirinya shusima, tetapi radhagupta dapat melihat dengan sangat jelas keraguan dan juga ketakutan di wajah ahenkara ketika ia berbicara dengan yang mulia bIndusar
Radhagupta :” Mengapa kau ingin menyelamatkannya ashok?”. Ini sangat egois, kau mau mempertaruhkan nyawa mu untuk orang lain dan mewujudkan mimpi mu untuk menyelamatkan seorang wanita, kau akan diberikan hukuman mati karena kau sudah dituduh sebagai seorang penghianat, setelah itu jika memang shusima akan kembali untuk hidup maka ia akan segera mengambil tahta Magadha, dan besok di ruang sidang pengadilan akan menjadi kesempatan terakhir mu, kau harus mengatakan hal yang sebenarnya, cobalah kau berfikir untuk Magadha, apakah kau ingin memberikan harapan baru untuk Magadha atau kau menginginkan kegelapan masa depan Magadha untuk selamanya”
Radhagupta pergi meninggalkan ashoka di penjara
Di tempat Dastan, Rani Noor menjelaskan tentang Miniature tata letak istana kepada Dastan
Noor : “Di Magadha ada beberapa orang acharya, Mahamadya kaalatak, acharya chanakya, acharya aakramak, dan masih banyak yang lainnya. Mata-mata chanakya menyebar di mana-mana, tidak aka nada yang dapat bersembunyi dari mereka, ini akan sangat mustahil untuk memasuki daerah ini tanpa mendapatkannya”
Dastan setuju untuk melakukan apapun untuknya, itu cara yang terbaik untuk masuk kedalam, bersiap-siaplah untuk mengajukan tawaran dan rasa sakit yang akan Bindu dapatkan”
Noor sangat menginginkan kematian cahanakya untuk pertama kalinya, “tanpa kematiannya maka kita tidak akan pernah sampai masuk kepataliputra jika chanakya masih hidup”
Di tempat pengobatan, tabib bindu duduk mendampingi shusima yang masih belum sadarkan diri, cahru sangat sedih dan putus asa melihat keadaan shusima, tabib hanya meminta cahru dan bindu menyerahkan semua kepada tuhan.
Tabib :” Aku sudah melakukan semua hal terbaik untuk bisa menyelamatkannya, jika shusima besok sadar ini akan sangat baik”
Charu menangis, yang mulia bindusar hanya terdiam menghawatirkan keadaan shusima
Dharma datang tetapi cahru dengan sangat kasar menghentikannya, dharma ingin menjenguk shusima dan membantu pengobatannya tetapi dengan nada sangat kasar, cahru tidak membiarkan dharma untuk mendekati putranya
Cahru :” Apa kau datang kesini untuk memastikan apakah putra ku masih hidup taukah sudah mati?”
Dharma :”Dia juga putra ku, dia akan hidup”
Dharma memanggil shusima dengan sebutan putranya dan membuat cahru bertambah marah dan ia tidak terima cahru memperingatkan dharma untuk tidak mengulangi kata-katanya, cahru mendorong dharma
Charu :’Pergi kau dari sini”
Dharma sangat terluka dengan ucapan cahru ia sangat sedih dan pergi.
Cahru menginginkan agar Bindu melakukan keadilan untuk putranya shusima, cahru mengingatkan bahwa shusima juga putranya
Kilas balik ketika shsuima sangat bahagia saat bindu memakaikan shusima mahkota dan menggantikannya menjadi raja sementara
Bindu :” Aku menjadi seorang ayah ketika ia di lahirkan”
Bindu membelai kepala shushima yang masih keritis dan ia pergi
Cahru duduk disamping shusima dan memagang tangannya ia mengatakan “ Shusima, aku berjanji akan mengusir musuh mu ketika kau nanti tersadar”
Di kamar yang mulia Bindusar, Ahenkara sudah menunggunya
Ahenkara mengatakan kepada Bindu :” Yang mulia, shusima sangat membenciaku, dia selalu menyakti ku dan memisahkan adik kecil ku untuk dapat leluasa menyikasa ku, aku datang menemui agradoot untuk membantu ku, saat itu aku tidak tahu bahwa ashoka adalah agradoot, agradoot mengembalikan adik ku, ketika itu agradoot melihat shusima menyikasa aku dan ia menyelamatkan aku, akulah yang sudah menyerang dan mencelakai shusima, aku takut dan aku tidak tahu apakah kau akan mempercayai semua ucapan ku atau tidak, aku tidak bisa melihat orang lain mendapatkan hukuman atas kesalahan yang telah ku lakukan, ashoka selalu menanggung semua rasa sakit untuk melindungi orang lain”
Kilas balik ketika shusima menyiramkan minyak di mangkuk lilin dan agradoot datang terus menghajar shsuima tanpa ampun dan kemudian ahenkara tidak sengaja menusukan pisau buah di perut shusima.
Bindu bertambah marah, ia bertanya kepada ahenkara :”Apakah kau mempunyai kepercayaan kepada tuhan, kau mengatakan semua ini kepada ku, kau katakan putra ku shusima sangat membenci mu dan dia telah menyiksa mu, maka besumpahlah demi tuhan apakah kau pernah memberitahu shusima tentang kenyataan ini?. "Apakah kau pernah berfikir untuk menikahi ashoka dan bukan menikahi shusima?”. Kau katakan pada shusima bahawa kalian hanyalah berteman, aku tidakpercaya itu?”
Bindu pergi meninggalkan ahenkara, ia mengambil pedangnya
Ahenkara sangat sedih ucapannya tidak dipercaya ia menyesalinya “Ashoka maafkan aku, aku tidak bisa melakukan apapun untuk mu”
Pada malam hari, Rani Noor sedang berada ditepian sungai. Ia mendapatkan pesan dari burung dara dan membaca surat dari ibu suri Helena “ ashoka dan shusima telah terlibat perkelahian, aku ingin kau segera membawa Dastan untuk menyerang Bindu”
Noor :” Aku harus tahu terlebih dahulu, siapakah yang akan mati duluan dalam pertarungan ini, bagaimana aku harus pergi dari Dastan sekarang?” dia akan membuat pertemuan besok”
Dastan datang menemui noor yang sedang berdiri ditepi sungai, ia memegang pundak noor dan membuat Noor terkejut dengan kedatangannya, noor menyembunyikan surat yang dikirimkan oleh ibu suri helana dan ia berpura-pura sakit perut
Dastan membelai wajah noor :”Apakah kau sudah siap?”
Dastan bertanya :”Apakah sekarang kau merasa simpatik kepada Bindu?”
Noor beralasan :”Ini adalah air mata kebahagiaan Dastan, kau akan membebaskan aku dari semua yang kuhadapi dan aku akan menjadi milik mu untuk selamanya”
Dastan memeluk Noor, noor merubah raut diwajahnya dastan mengatakan kepada Noor untuk tidak merubah raut wajahnya 
Dastan mengatakan :”Kau akan datang besama dengan aku dan juga pasukan ku”
Di penjara ashoka sedang merenungi semua kesalahannya, ia berfikir untuk semua waktu yang telah ia habiskan besama dengan saudara tirinya, ashoka berdoa untuk kesalamatan kakak tirinya shusima 
kilas balik ketika ashoka membatu menyelamatkan semua orang dari kebarkaran istana laak, dan ia juga mengingat kebahagiaan perlombaan memecahkan kendi mentega besama siamak dan shusima mereka tertawa bahagia.
Ashoka :” Tidak akan terjadi sesuatu padanya”
Ia memohon kepada dewa untuk keselamatan saudara tirinya
Ashoka duduk berlutut ia sangat sedih
Seorang prajurit datang membuka pintu penjara
Ashoka sangat terkejut dengan kedatangan ayahnya (Bindu)
Ashoka bertanya kepada bindu tentang keadaan shusima
Tapi bindu menjawab pertanyaan ashoka dengan sangat tidak mengenakan dan membuat ashoka bertambah sedih
Bindu mengatakan :” Luka yang telah kau berikan pada saudara mu sendiri, shusima tidak akan pernah bisa pulih, kau bisa bicara kepada ku jika memang kau punya masalah dengan sudara mu ashok?” mengapa kau mau membunuhnya?”
Ashoka menjelaskan :” Aku hanya mau menyelamatkan putri ahenkara dari kak shusima ayah”
Bindu semakin penasaran tentang hubungan antara ashoka dengan ahenkara,bindu bertanya tegas pada ashoka :” Apa kau menyerang kakak mu sendiri hanya karena ahenkara, hubungan apa yang kalian berdua miliki ashok, jawab aku?”
Mendengar pertanyaan ayahnya ashoka terkejut, ashoka tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang mulia Bindusar. Ashoka tersentak kaget
Perecap : Dipengadilan, ashoka dihadapkan di depan ayahnya sendiri, bindu mengumumkan ashoka memang bersalah dan ia akan di jatuhkan hukuman mati, mendengar ucapan Bindu, dharma menatap bindu dan ia kaget dan sangat terkejut, dharma menangis mendapatkan kenyataan bahwa putranya ashoka harus mati, begitu juga dengan ahenkara ia menangis ketika mendengar hukuman yang harus ashoka tanggung, ahenkara menangis. Ibu suri belena dan cahru tersenyum licik.
Sumber http://www.portalsinopsis.com/