Jumat, 01 Januari 2016

Ashoka 211

Ibu suri Helana datang menemui Mir Khurasan di penjara, khurasan bertanya tentang situasi yang terjadi antara ashoka dan juga shusima. Khurasan juga meminta informasi apakah Ashoka diberikan hukuman mati dan apakah Shusima kembali hidup
Helena menegaskan kepada Khurasan bahwa semuanya telah gagal, chanakya selalu berada dipihak Ashoka


Mendengar hal itu Khurasan kesal dan melemparkan gelasnya
Khurasan :”Chankya.. selalu Chanakya yang melakukannya dan menggalkan semua rencana kita, apa kau sudah mengirimkan surat untuk Noor agar segera menyerang dan membawa pasukan Dasatan?”
Helena :”Aku sudah mengirmkan Noor Surat, dan Noor telah mengirimkan ku surat, Noor bilang pada ku bahwa ia akan datang bersama dengan Dastan dan juga seluruh pasukannya, kita harus melumpukna pasukan Aakrmak agar mudah mencapai singgasana”
Di ruang persidangan, Bindu dan Chanakya masih berbicara secara pribadi, Bindu bingung dengan sikap Shusima yang selalu bersikap kasar pada Ahenkara, ia mengira bahwa Shusima benar-benar mencintai Ahenkara sehingga ia merestui mereka untuk menikah, Bindu juga bingung tentang Agradoot yang pernah membantu semua pengungsi tetapi ia juga membunuh orang lain.
Chanakya :”Kau tidak bisa membunuh orang yang tidak bersalah, aku merasa ada Agradoot lain yang diperintahkan untuk menyakiti dan membunuh orang yang tidak berdosa, dan sebanyak yang aku tahu Ashoka tidak serakah pada kekayaan”
Bindu :” Ibu Ashoka, Shubatrangi sudah mengatakan kepada ku bahwa Ashoka memang menginginkan untuk berkuasa dan ia juga mengatakan bahwa Ashoka merasa selalu tidak aman berada didekat dengan Shusima, ia pernah meminta kepada ku untuk menjadikan Ashoka sebagai pewaris berikutnya dan menggantikan aku, aku tidak percaya dengan semua ini”. Acahrya, kau pernah bilang pada ku untuk selalu menjaga Shusima dan juga Ashoka, tapi lihatlah apa yang sekarang terjadi?”
Chanakya :”Ku rasa Ashoka harus berada lebih dekat bersama dengan mu, ia bisa belajar banyak dengan mu, disisi lain Shsuima harus diberikan rasa tanggung jawab sehingga ia dapat belajar banyak tentang semua tugasnya dan memenuhi semua harapan mereka”
Bindu :” Aku tidak bisa memahami apapun”
Chanakya :” Kau harus tetap tenang, kita akan selesaikan dan memberikan keadilan untuk Ashoka, sudah pasti ini sangat jelas bukan Ashokalah yang menyerang Shusima tetapi Ahenkara yang telah melakukannya”
Bindu :” Ashoka akan segera di bebaskan, Ahenkara memang yang sudah menyerang Shusima karena ia tidak mempunyai pilihan apapun, aku akan memaafkannya”
Bindu pergi
Chanakya berfikir :” Aku harus mengetahui apa yang seenarnya terjadi pada dharma, sebelum hubungan antara Bindu, Dharma dan juga Ashoka menjadi retak, aku harus tahu semua perubahan yang terjadi pada Dharma”
Di tempat Dstan, Dastan sedang menyiapkan peralatan panah, ia melihat seekor burung merpati terbang membawa surat. Dastan memanah, surat itu terjatuh. Noor keluar dari tenda dan ia berfikir :”Helena pasti sudah memberikannya surat, aku tidak tahu apapun kejadian di istana”
Dastan datang menghampiri Noor dan melemparkan surat itu kepada Noor
Noo membaca surat :” kita harus segera membunuh musuh-musuh kita”
Noor :”ini berarti Shusima dan juga Ashoka sudah diselamatkan dan kita harus menyerang”
Dastan marah dan bertanya kepada Noor :” Mengapa ibu suri Helena mengirimkan surat itu kepada mu?”
Noor :” Helena berada dipihak kita”
Dastan :” Orang Yunani tidak bisa berada bersama dengan kita, Yunani telah membunuh saudara ku Harsh, aku tidak percaya dengan mereka”
Noor :” Percayalah, Helena akan berada dipihak kita”
Dastan bertanya :”Mengapa kau begitu sangat percaya kepada Helena ?”
Noor ingat ketika membuat kesepakatan dengan dirinya dan Mir Khurasan untuk menjadikan Siamak Raja satu-satunya
Noor :” Aku akan segera mendapatkan sesuatu untuk mengetahui segalanya setelah kematian Bindu”
Dastan menolak :” Aku tidak akan menyerang Magadha”
Noor menahan Dasatan ketika ia ingin pergi : "Kau tidak bisa melakukan hal ini kepada ku”
Dastan :” Aku tidak pernah menarik semua ucapan ku, aku pasti akan membunuh Bindu dengan cara ku, bersiap-siaplah”
Dipenjara perjurit melepaskan rantai di kaki dan tangan Ashoka, ia sudah di bebaskan dari penjara. 
Ketika berada diluar, ashoka melihat seorang wanita sedang mengendong anak kacil, tiba-tiba Ashoka mengingat Ahenkara dan juga adik kecilnya.
Di pengadilan, Bindu mengatakan kepada Ahenkara “Aku telah berjanji kepada ayah mu untuk selalu melindungi mu, dan aku sangat menyesal tidak bisa memenuhi semua janji ku, jika tidak ada perempuan yang harus dihargai maka tidak akan pernah ada keadilan yang akan terjadi pada mereka. 
Bindu menatap Shusima dan mengatakan “jika seorang anak tidak penah bisa menghormati seorang wanita maka itu akan membuat orang tuanya malu, masyarakat yang tidak bisa menghormati wanita, mereka tidak akan pernah bisa maju”
Mendengar ucapan ayahnya shusima kesal dan membuang wajahnya
Bindu mengatakan kepada Ahenkara :” Kau telah bebas, akulah yang sudah membuat keputusan agar diri mu dan shusima menikah, tapi semua itu akan ku batalkan, kita akan membangun istana kecil untuk mu di pataliputra, kau dan juga adik mu akan hidup disana, kami tidak bisa menyembuhkan semua luka mu tapi atas nama semua keluarga besar ku, aku minta maaf kepada mu”
Bindu mengatakan kepada Shusima :” Aku tahu sedikit pun kau tidak merasa bersalah dengan semua pebuatan yang telah kau lakukan, minta maaflah kepada Ahenkara atas semua perbuatan yang telah kau lakukan didepan semua orang dipengadilan ini”
Dengan sangat kesal shusima terpaksa melakukannya, ia berdiri di depan Ahenkara dan mencakupkan kedua tangannya, Shusima terpaksa meminta maaf kepada Ahenkara
Ahenkara tersenyum dan ia mencakupkan tangan dan memberikan salam kepada Bindu. 
Bidnu mendinggalkan ruangan persidangan diikuti oleh Cahrumitra dan Ibu suri Helena
Shusima menatap benci pada Ahenkara dan ia pun pergi
Diruang pengadilan hanya tersisa Ashoka dan Ahenkara.
Ahenkara datang ke Ashoka
Ashoka mengatakan kepada Ahenkara :” Lupakanlah semuanya, dan mulailah kehidupan baru mu besama dengan adik mu”
Ahenkara :” Aku mungkin bisa melupakan semua yang telah terjadi Ashok, tapi aku tidak akan pernah bisa hidup tanpa mu dan tidak akan bisa melupakan diri mu, aku akan terus mencari diri mu dimana pun kau berada, dan kau tidak akan pernah bisa menghentikan aku untuk melakukannya”
Ahenkara tersenyum dan ia pergi
Ashoka hanya diam terpaku menatap Ahenkara
Shusima sangat marah diam-diam ia bersembunyi di kejauhan dan medengarkan perbincangan mereka
Cahru datang menepuk pundak Shusima :”Itu hanyalah masalah kecil, kau jangan terlalu membuang waktu mu untuk itu yang terpenting sekarang bagaimana cara mu agar kau tidak menyerah saat kau berhadapan dengan Bindu”
Ashoka datang menemui Chanakya, Ashoka meminta restu dari Chanakya
Chankaya :”Kau telah di bebaskan, aku punya ini untuk mu” chankaya memberikan ia sesuatu dan ashoka meminum madu.
Ashoka meminum madu yang diberikan chanakya untuknya.
Chanakya menunjukkan sarang lebah sangat besar "kita bisa memakan mereka". Ashoka memperhatikan apa yang Chanakya katakan 
Chanakya :”Kau tahu lebah madu hewan yang sangat hebat, ada berapa lebah madu disarang ini?”tapi hanya akan ada satu ratu lebah bisa dapat memerintah mereka agar dapat memastikan bahwa madu tersebut dihasilkan, tetapi kadang ratu juga bisa membahayakan nasib mereka, aku mengatakan semua ini kepada mu agar kau tetap menjaga agar semua orang tetap bersatu, seorang pemimpin di perlukan, dan orang yang memliki keterampilan dalam kepemimpinalah yang bisa membuat semua orang bersatu untuk bangsanya, aku senang kau melakukan semua ini, orang seperti mu haruslah duduk di atas tahta”
Ashoka :” Terima kasih untuk semua kebaikan mu, tapi apapun yang telah ku lakukan bukan untuk duduk di atas tahta dan itu bukan tujuan ku, aku tidak melupakan semua janji ku pada Siamak”
Chanakya :"Tapi Bindu sudah mengatakan bahwa Dharma sudah meminta agar kau di jadikan pewarisnya”
Ashoka terkejut
Ashoka : " Apa?. Ibu ku tak mungkin begitu pada ayah ku, apa yang sudah dikatakan ibu pada ayah ku?"." ibu ku tak mungkin berubah dan menjadi egois"

Perecap : Di pengadilan bindu, seorang prajurit mengatakan bahwa musuh telah menyerang sebuah kota
Chanakya :”Kita harus mengutus para prajurit pimpinan Shsusima
Kaalatak menolak dan ia tidak setuju dengan permintaan Chankya “ini bukan waktu yang tepat untuk membuat Shusima belajar tentang sesuatu, lagi pula Shusima tidak mempunyai banyak pengalaman dalam semua itu”
Chanakya :” Jika Shusima dapat menjadi raja sementra ketika ia menggantikan raja, lalu mengapa sekarang ia tidak mau memimpin pasukannya untuk berperang?”
Kaalatak berpendapat :” Dalam hal ini, kita akan mengirim Ashoka, ia juga sangat menginginkan menjadi raja”
Sumber http://www.portalsinopsis.com/